Cerita Kol. Muhammadin
Cerita historis K o l o n e l M u h a m a d d i n yang legendaris
To
: scenario Drama di gedung Balee Musara
1. Tertawan Belanda
Ketika
Kolonel Muhamaddin ditawan oleh Belanda pada tahun 1930 di Tangsi Blangkejeren,
setelah Kolonel Muhamaddin mengikrarkan Sumpah Pemuda di kota Blangkejeren, Beliau memerintahkan
kepada Pasukannya untuk berdagang Kelapa Busuk dan membawanya ke Kota Langsa Aceh
Timur,dan bekerjasama dengan Pejuang Aceh.
Kelapa
busuk yang di bawa oleh pejuang dari Gayo Lues tadi di tukar dengan
Senjata dari Pejuang Aceh dan para
pasukan pejuang Kolonel Muhamaddin kebanyakan pribumi di rekrut dari bekas
pendidikan Tentara Jepang yaitu Tentara Heiho, Tokobetsu,Gyugun yang di himpun
menjadi pasukan pejuang (Muslimin) itu membawa Senjata dari Aceh dengan
menyusupkannya bersama ikan patin busuk yang mereka bawa dari Aceh.
Setelah
sekian lama perdagangan berjalan, Pihak Belanda mulai Curiga dengan gerak-gerik
Pasukan Kolonel Muhamadin. Dari kejadian
tersebut Pihak Belanda mendirikan Pos Penjagaan di Kampung Badak,mereka
menggertak dan membentak Para Penduduk yang membawa Kelapa Busuk dan ikan Busuk
dengan berbagai macam bentakan dan makian. Seraya berujar “Inlander,untuk apa
kelapa busuk dan ikan busuk kalian bawa?”Kemudian Penduduk menjawabnya “Untuk
Tuan Periksa”. Busyet berani sekali kalian memerintahkan kami memeriksanya.Karena
enggan mencium aroma Kelapa busuk yang keluar dari Gayo Lues dan ikan busuk
masuk kedaerah Gayo Lues. Pihak Belanda tidak jadi menahannya dan membiarkannya
lewat pos penjagaan yang mereka jaga.
Intelijen pasukan Belanda mempelajari “untuk
apa kelapa busuk di bawa ke daerah Aceh dan ikan busuk di bawa masuk kedaerah Gayo
Lues? Setelah beberapa tahun kemudian pada tahun 1942 ketika Kolonel Muhammadin
dapat merebut senjata dari pihak Jepang barulah Belanda menyadari bahwa Kelapa busuk
yang di bawa Pejuang dari Gayo Lues dapat di gunakan oleh pejuang Aceh untuk
bahan pelontar api jarak jauh yang telah
di isi minyak di dalamnya yang dapat membumi
hanguskan Tangsi- tangsi pasukan Jepang di Aceh. Dan ikan patin busuk setelah
sekian lama di simpan dapat menjadi bahan bakar minyak karna di Gayo Lues
minyak tidak dapat di temui seperti di kawasan Aceh.
Sumber
: Kakek Salim Rocoh
Mantan
Anak Buah Pang Alim dalam Perang Kemerdekaan dari Rikit Gaib
2, Berunding dengan Belanda
Ketika Kolonel Muhamaddin berunding
dengan pihak Belanda di salah satu
Benteng Belanda di sudut Kota Sibolga setelah perundingan Linggar Jati 1947.
Pihak Belanda meminta gencatan senjata dengan pasukan Panglima Divisi “Banteng”
Pimpinan Kolonel Muhamaddin diketika itu. Saat makan siang maka, terjadilah
dialog di antara mereka.Salah satu dialog mereka adalah sebagai berikut
:Jenderal Belanda: Hei Kolonel, “mari kita makan sama-sama.”,Kolonel Muhamaddin
: Tidak,saya tidak mau makan dengan musuh. Jenderal Belanda sambil makan:
Kenapa Tuan Kolonel,Kita kan lagi Gencatan Senjata? Kolonel Muhamaddin menjawab
: Karna Tuan Meneer makan dengan piring,haram bagi agama saya makan dengan
piring buatan negeri tuan,.Najis hukumnya. Jenderal Belanda bertanya lagi :
Jadi Tuan Kolonel makan dengan apa? Kolonel Muhamaddin menjawab:Piring buatan Tuhan kami yaitu piringnya Allah SWT yang
piring sekali makan,sekali pakai dan yang sekali buang namanya.Sambil Penasaran
kemudian lagi Jenderal Belanda(penasaran) : Coba tunjukkan piringnya buatan
Tuhan anda kepada saya? Kolonel Muhamaddin :Bisa tuan Meneer,tapi ada syaratnya?
Jenderal Belanda menjadi tambah penasaran kemudian sambil menjawab : Apa
syaratnya Kolonel? Akan saya penuhi.
Lantas Kolonel Muhamaddin dengan menjawab : Jam saku tuan syaratnya dan Pasukan
Tuan angkat kaki dari Negeri saya tapi Jika saya tidak dapat menunjukkannya
kepada Tuan Meneer saya rela di tembak 12 Pas oleh Pasukan Tuan!. Jenderal
Belanda : “Oke kalau begitu tuan Kolonel” saya setuju persyaratannya.
Kemudian
Kolonel Muhamaddin sambil tersenyum memerintahkan anak buahnya mengambil daun
Pisang, setelah daun pisang sudah tersedia Kolonel Muhamaddin mengambil nasinya untuk
makan sambil berujar kepada jenderal Belanda : Inilah namanya Tuan Meneer “Piring
sekali makan,sekali pakai dan sekali buang” buatan Tuhan saya.Setelah itu
Kolonel Muhamaddin telah siap dengan makanannya dan sambil membuang piring daun
pisangnya.
Setelah
melihat kejadian tersebut, Jenderal Belanda merasa malu dengan pasukannya yang
ada di sekitar meja Perundingan karena
merasa kalah sambil menyeringai beliau berkata kepada Kolonel Muhamaddin : “
kalau tuan Kolonel berani coba rebut jam saku ini dari tangan saya” kemudian
Kolonel Muhamaddin menjawab : memang dasar Belanda tetaplah Belanda yang selalu
ingkar dengan janjinya lantas Kolonel Muhamaddin memerintahkan Komando kepada
pasukannya agar angkat senjata dan terjadilah peperangan di markas Belanda
tersebut dan banyak menewaskan serdadu di pihak Belanda dan dari pihak pejuang
hanya beberapa orang saja
Akhirnya
Belanda mengakui kekalahanya kepada para pejuang 1950 (Perjanjian KMB)
Dari
berbagai sumber:Pasukan Pejuang Veteran 1945
3 PERJANJIAN RONGGENG
Setelah kematian Dr Snouk
Horanye di daerah Ronggeng (Berastagi sekarang) pada awal tahun 1938 yang di
mulai dari pertempuran Ronggeng yang pada saat itu bom sebanyak 250 buah di
ledakan oleh para pejuang dan bom tersebut dapat menewaskan Dr.Snouk Horanye beserta
pengikutnya.
Dr. Snouk Horanye adalah sosok
yang paling di cari dan di benci oleh para Pejuang, karna Dr.Snouk Horanye atau
lebih di kenal Tgk Abdul Gaffar atau juga lebih di kenal lagi namanya dengan
julukan “Habib Putih” ini berhasil memecah belah Bangsa Indonesia dengan
“Politik De Vide et Imperanya yang selalu memakan banyak korban.
Demi mengantifikasi
politik De Vide et Impera pada masa itu
dan masa yang akan datang dan pula di kala itu telah berkembang politiknya di
seluruh Nusantara maka Pemimpin pergerakan kemerdekaan bangsa yang berasal dari berbagai suku di
antaranya: Aceh (Tgk, Daud Beur’eh),Padang(Mohamad Hatta ),Gayo ( Kolonel
Muhamaddin),Jawa ( Ir, Sukarno ) dari berbagai golongan mewakili daerahnya datang
ke daerah Ronggeng sebagai saksi dan mengikrarkan Perjanjian dan saat itu di
kenal dengan “Perjanjian Ronggeng” dengan mengikrarkan perjanjian.
Isi perjanjian tersebut adalah
:
1. Ir. Sukarno : “ Kasihkan aku tiga
pemuda akan aku goncangkan dunia.
2. Tgk.Mohd. Daud Beur’eh : “Banyak dari Aceh Mati Syahid karna minta
mau
Merdeka”
3. Mohamad Hatta : “Padang bepagar ruyung untuk sedia payung sebelum datang
Hujan”
4. Kolonel Muhamaddin:” Akan aku bawa
satu bunga ke dalam tujuh masjid,tujuh
Gereja,tujuh
Pura dan tujuh Vihara maka bapak dan ibumu akan
pasti bercerai kalau kawin lain agama.
5. Shogun Kazumi : Hara kiri Kimi Gayo,kimi Gayo,kini
Gayo
6. Mayjend Jamin Ginting : Pisooo
Suuriiit,terdilo – dilo, terpingko-pingko
Walaupun
Perjanjian ini secara logika, kebenarannya dan keabsahannya dan agak di
rahasiakan dengan menggantikan nama daerah Ronggeng menjadi Kota “Berastagi” ,akan
tetapi demi untuk mejaga persatuan dan kesatuan bangsa berbangsa di Republik maka perjanjian Ronggeng Berastagi ini di
terapkan apabila Republik ini sudah merdeka nantinya ya’ini “Berbenteng Segi
Tiga emas dengan Tiga Serangkai”
Nara
Sumber :
PASUKAN
PEJUANG VETERAN 45
4. Menyelamatkan Pesawat Seulawah 001
Ketika Tgk. Dawud Bere’ueh sebagai Gubernur Militer
Panglima Sumatra mengumumkan untuk menyumbang dan penghimpunan dana untuk
membeli Pesawat terbang dari Pemerintah
Myianmar di Shaigon. Alhamdulillah setelah selang satu tahun dana sudah
terkumpul kemudian Abu Dawud Bere’ueh dapat
membeli tiga (3) pesawat yaitu
Seulawah RI 001 Seulawah RI 002 dan Seulawah RI 003
Setelah pesawat sudah di beli,kemudian diserahkan kepada Presiden
Sukarno untuk pesawat memasok senjata dan bahan makanan dari luar negeri masuk
ke dalam negeri untuk para Pejuang 45 dari Sabang Sampai Merauke. Pesawat
terbang Seulawah RI 001 adalah pesawat yang Solid dan sering di kejar oleh
patrol udara pasukan Belanda. Pesawat ini di piloti oleh Letnan Amier Husein Sastranegara.
Ketika itu Patroli Udara Pasukan Belanda sudah mencium adanya penyelundupan
masuk ke Indonesia setelah Patroli Belanda dapat menjatuhkan Pesawat Seulawah
RI 003 di perairan Laut Cina Selatan ketika membawa beras dari Shaigon
Pasukan Patroli Belanda sering memergoki dan
mengejar pesawat Seulawah 001 melintas
di Perairan Selat Malaka, akan tetapi selalu gagal karna pesawat Seulawah 001
selalu membawa bobot minyak yang lebih banyak dari minyaknya pesawat Patroli
Belanda.Dan di jalur Selat Malaka ini hanya kota Medan yang menyediakan
perbekalan minyak pesawat.
Di
kota Medan pada masa tersebut sudah banyak di kuasai pihak Belanda sehingga
Pesawat Mustang Belanda banyak yang mendarat di kota Medan. Agar pesawat
Seulawah RI 001 bisa lewat ke daratan Aceh, maka pasukan Kolonel Muhammad Din
mengempesi ban pesawat dan menebarkan paku payung di sekitar bandara dan ketika
pesawat Mustang Belanda akan terbang banyak yang gagal terbang..
Taktik untuk mengempesi ban Pesawat Mustang Belanda
merupakan taktik agar Pesawat Mustang Belanda tidak dapat terbang sehingga pesawat Seulawah RI 001 dapat
melintasi rute dengan aman ke daratan
Sumatra dan aman masuk ke daratan Aceh..
Dari Berbagai
Sumber :
Pejuang 45
5. KETOL
TUNGEL
Ketol
Tungel merupakan seekor binatang cacing yang ada di pegunungan Gayo Lues namun
hidup di perairan lumut yang banyak. Jenis binatang ini dulu banyak di temukan
di perairan kampong Tungel Rikit Gaib. Dan jenis cacing ini tidak tampak didalam
air yang dalam ia tampak hanya di saluran air yang dangkal itu pun pada saat
air terkena langsung oleh sinar matahari.
Binatang ini ukurannya cukup kecil
dan memanjang dan warnanya agak mengkilat, apabila kita tidak mengamatinya
secara seksama maka kita akan terkecoh dengan keberadaannya. Pada masa
perjuangan kemerdekaan jenis cacing ini bisa di buat menjadi racun yang sangat berbisa, sehingga di juluki namanya
“ketol tungel”.
Pada masa perjuangan ke Medan Area
jenis cacing ini banyak di bawa ke Sumatera dan di berikan kepada perempuan
pelayan Belanda,sehingga banyak pasukan Belanda yang mati konyol terkena makan cacing ini terutama cuak –
cuak Belanda yang mempunyai ilmu kebal
dan rante Babi.
Setelah banyak cuak-cuak dan pasukan
Belanda yang mati terkena racun ketol Tungel ini, maka Belanda meneliti dan
mempelajari jenis cacing ini dengan ilmuwan yang sengaja di datangkan dari
Eropa. Ilmuwan-ilmuwan Belanda yang mempelajari jenis cacing ini banyak yang
terkesima dan takjub.Dari sekian beberapa tahun dengan penelitiannya, Namun ilmuwan
ini tidak ada yang bisa membuat penawarnya.
Dari keadaan tersebut Kolonel
Mohamad Din menyuruh anak buahnya menculik salah satu ilmuwan Belanda ini.dan setelah anak buah Kolonel
Mohamad Din berhasil menculik dan menawannya.maka terjadilah percakapan dengan
ilmuwan Belanda tersebut, di antara isi percakapan tersebut:
Kolonel
Moh.Din : Mister, Apa mister sudah dapat
obat penawar Ketol Tungel ini ? karna ini mister sengaja saya culik.Kami bisa
membuatnya dan obat penawarnya tidak bisa.
Ilmuwan
Belanda : Belum colonel. kalau colonel tahu, tlg kasih tahu saya dan ini akan
menjadi penemuan yang besar untuk Negara tuan dengan Negara saya.
Kolonel
Moh.Din : Oh… kalau begitu ada petunjuk sedikit mister.
Ilmuwan
Belanda : Apa itu, Kolonel ?
Kolonel
Moh, Din : menurut ajaran agama kami, obat penawarnya ada di kitab
Alquran.karna di situ ada di tulis apabila ada penyakit maka sudah ada
penawarnya.kalau mister mau maka carilah di sini dan hurufnya pun seperti
cacing – cacing.( sambil menyerahkan Alqur’an )
Ilmuwan
Belanda : Okelah kalau begitu. Nanti akan saya pelajari.
Setelah itu colonel melepaskan
ilmuwan Belanda tersebut. Dan ilmuwan Belanda tersebut mempelajari isi Alquran
dan pulang ke Eropa.Selang beberapa tahun dan Indonesia sudah merdeka dan
ilmuwan Belanda sudah mempelajari kitab Alquran sekian lama dan akhirnya
ilmuwan Belanda tadi masuk ke Agama Islam karna di dalam kitab Alquran
beliau menemukan kebenaran dari
penelitian Ketol Tungel tersebut, Walla’hualam.
Dari
berbagai sumber
Pejuang
Veteran 45.
6
Mendirikan radio rime raya
Ketika
Mr.T.Muhamad (Gubernur Sumatra) bersama Ir. Sukarno,Moh.Hatta H,Agussalim dan
beberapa pejuang Republik ditangkap oleh Belanda pada tahun 1948 (Setelah
perjanjian Renville) dan mengasingkan mereka ke daerah Berastagi kemudian
kedaerah Simalungun Sumatra Utara.
Dengan
“Ilmu Pelimun” Kolonel Muhamad Din dapat masuk ketempat pengasingan Sukarno dan
beliau dapat berhubungan dengan Dr. Sudarsono ( di India) dalam rencana mendirikan Radio Rime Raya di Pegunungan
pedalaman Aceh atas petunjuk Ir.Sukarno dan Jenderal Sudirman
Mengapa
di pilih Aceh? Karna dekat dengan Negara India. Dari situlah Radio Rime Raya
alasannya di dirikan, maka terpilihlah di daerah Pegunugan Gayo (Timang Gajah
Kab Bener Meriah). Setelah itu Pasukan Pejuang Muslimin yang di pimpin Kolonel
Muhamad Din mendirikan Radio Rime Raya dan mengudara sampai di India dan mencapai sepertiga dunia.
Setelah
Agresi ke dua Belanda dan menduduki
Ibukota Republik sementara yaitu kota Yogyakarta,Pihak Belanda mengatakan
kepada dunia bahwa Negara Republik Indonesia sudah tamat dan mereka telah
menawan Ir, Sukarno dan pengikutnya.Akan tetapi alangkah terkejutnya pihak
Belanda karena di luar negeri Pemerintahan Republik tetap eksis di udara
sehingga pihak Belanda menjadi berang dan
memerintahkan untuk menangkap Kolonel Muhamad Din dan setelah Kolonel
Muhamad Din tertangkap di Kuta Raja atas petunjuk antek dan cuak Belanda
kemudian menggabungkannya dengan Ir, Sukarno beserta pejuang yang lainnya dan
mereka di buang ke daerah Boven Digul (Papua).
Ketika
di pengasingan Kolonel Muhamad Din di introgasi oleh Belanda sampai di suntik mati,(Belanda
mengabarkan isu bahwa colonel Muhamad Din telah mati disuntik oleh pasukan
Ulama Tgk Muhamad Daud Berueh dan di makamkan di Pemakaman Kerkof Kuta Raja)dan
ketika itu Kolonel muhamad Din tetap berpegang teguh untuk tidak memberitahukan
di mana letak sebenarnya letak Radio Rime Raya dan beliau bersikeras bahwa
radio rime raya terletak di puncak tertinggi di Hutan Panama (tanpa nama).
Dan
setelah Kolonel Muhamad Din di introgasi dan di suntik mati, pihak Belanda memakamkannya di Penjara Belanda di "BOUVEN DIUGUL" (LP Proklamasi sekarang). Belanda memerintahkan untuk ekspedisi ke puncak
Panama ( Tanpa Nama) untuk mencari Antena Radio Rime Raya. Setelah sebulan
Belanda menuju Puncak tersebut ternyata mereka tidak menemukan apa-apa di
sana. Daripada rugi telah menakluklan Puncak Panama pihak Belanda mendirikan pilar di
puncak tersebut dan mereka menamakan puncak Panama tersebut menjadi Louser (
nama di ambil dari nama ratu Loserina anak dari ratu Juliana yang ulang tahun
pada saat itu). Dari kejadian tersebut Kolonel Muhamad Din di sebut Panglima bermata
Elang berotak Cemerlang dari Naga Sumatera (The Eagle Dragon Sumatra) atau The Elepant White from Gayo Land yang di segani oleh lawan dan di sukai oleh kawan.
Dari
berbagai sumber
Veteran
Pejuang 45.
PAHLAWAN
KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA
Cerita perjuangan Kolonel mohammad
Din.( Panglima Divisi Sumatera ) yang historis menjadi legendaris.
Kata
Pengantar
Bismillahhirahmannirrahim.
Atas seizin Allah Swt dan tak lupa salam salawat kepada
nabi besar Muhamad Saw atas segala upayanya membawa kita dari kehidupan yang
tak berilmu pengetahuan menjadi kehidupan yang berilmu pengetahuan dan berbudi
pekertian seperti yang kita rasakan pada saat ini, Amin.
Setelah beberapa tahun yang lewat pada tahun 2003 ketika
saya mengantar Alm. Datu Tgk. A.K. Yakubi ke kecamatan Pantan Cuaca dalam
rangka melihat pertapakan rencana pembangunan
Pondok Pasantren dari Yayasan Seulawah Jakarta bersama bapak saya, yang
kebetulan beliau sebagai Camat Pantan Cuaca (H,Kamalludin S.Pd).Ketika itu saya
bertanya kepada Alm. Datu A.K. Yakubi bahwa saya ingin seperti beliau menjadi
penulis buku dan beliau sambil tersenyum sambil mengatakan bahwa saya mirip
sekali dengan mantan komandannya dan di iakan oleh Bapak saya yang duduk di
belakang. Sambil menyetir mobil saya bertanya lagi kepada Datu A.K Yakubi,
Siapa Komandan Datu dulu? Beliau bermata Elang dan anak buahnya berkicau
burung.Kemudian saya membaca buku “Aceh daerah Modal” yang di tulis oleh beliau
dan saya menyimpulkan bahwa komandan Alm. Datu A.K Yakubi adalah Tokoh Pahlawan
yang di atas yaitu Kolonel Muhamad Din.
Dengan semangat patriot Proklamasi,atas nama tokoh
pahlawan di atas saya menuliskan beberapa kisah tentang perjuangan seorang
Pemuda yang gigih dalam mempertahankan
kemerdekaan bangsanya dari belenggu penjajahan, Ia merupakan sosok pemimpin yang tangguh dan
tangkas dalam menjalani kehidupan yang bergejolak pada masa tersebut.
Berdasarkan dari kisah nyata cerita teman- temannya (
Veteran 1945 ),yang saya kumpulkan dari tahun 2003 hingga sekarang dan saya
sebagai penulis ingin mengajak pembaca untuk dapat menggayominya sebagai bahan
tolak ukur yang pada masa beliau telah memperjuangkan kemerdekaan bangsanya
dengan darah dan nyawanya dan tinggal kita sekarang untuk dapat melanjutkannya
cita-citanya dengan mengembangkan ilmu pengetahuan yang kita miliki sekarang
ini.untuk mengisi kemerdekaan direpublic Indonesia ini.
Dengan narasi naskah drama ini genersai penerus bangsa
dapat mengetahui jiwa patriot kepahlawannya atas jiwa persatuan bangsa dalam
memerdekakan negaranya.Mudah-mudahan tulisan ini dapat untuk di tampilkan dalam
berbagai acara,baik dalam acara memperingati kemerdekaan,Hari Pahlawan, Hari sumpah
pemuda dan hari-hari yang lain.
Demikian naskah drama ini saya tuliskan semoga dapat
menjadi bahan untuk kita semua dan sebagai karya sastra maupun drama dan semoga
dapat di pentaskan,Sekian dan terima kasih.
NAMA : BIKA AMARA,SH
TTL : BLANGKEJEREN,11 SEPTEMBER 1979
PEKERJAAN : P N S
INSTANSI :
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
INDONESIA PADA BIRO PUSAT JAKARTA.
ALAMAT : JLN INEN
MANYAK TRI NO 27 SENTANG KOTA BLANGKEJEREN
INDONESIA
MUDA INDAH MENAWAN
WAJAHMU
ELOK RUPAWAN
DATANG
BEARAK INTAN
MENJADI
IDAMANSEPANJANG ZAMAN
USIAMU
PANJANG TIADA BANDINGAN
TERUS
BERMERK TANAH JAJAHAN
SELAMA
HAYAT DI KANDUNG BADAN
NASIBMU
ITU TAK DAPAT DILUPAKAN
HASILMU
BANYAK,HUTANMU LEBAT
CUKUP
SEMUA MEMENUHI SYARAT
TAPI
HASILNYA TIADA DIDAPAT
SEBAB
DI ANGKUT KE NEGARA BARAT
GETAH,,SERTA
PARA MERICA
KEMENYAN,TEMBAKAU,KOPI
BESERTA
MEMENUHI HUTAN RIMBA BELANTARA
TAPI
SEMUA TIADA KENTARA
ORANG
DATANG BEREBUT LABA
MENGOSONGKAN
KANTONG DARI EROPA
MEMBAWA
KERANJANG SEBERAPA ADA
AKAN
DI ISI DI INDONESIA
TINGGAL
BANGSAMU BERPANGKU TANGAN
MELIHAT
BANYAKNYA ORANG YANG DATANG
SEMUANYA
MEMBAWA KERANJANG
HASILMU
HABIS DISAMBAR ELANG
LIHAT
KEJAMNYA MUSLIHAT MEREKA
LIHAT
BODOHNYA BANGSA KITA
DI
SEPAK,DI TERJANG,DI MAKI PULA
INLANDER
JAHANAM ITU KATANYA
ATUR
BARISAN JAUH DAN DEKAT
KUMPULKAN
SEMUA MENJADI RAPAT
UNTUK
MEMBELA NEGERI TERKEBAT
10
NOVEMBER 1990
Almarhum AR,HAJAT
7. Mempertahankan
Teks Proklamasi KEMERDEKAAN
Setelah
pembacaan Teks Proklamasi oleh Sukarno di jalan Pengangsaan Timur no 67 gedung
Thamrin Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945,dan berita tersebut di bawa oleh
Kolonel Muhamad Din ke Gayo lues pada tahun 1947 dan di bacakan oleh Kolonel
Mohamad Din di Taman Baca’an ( Tugu Simpang Tiga) kota Blangkejeren bersama
Pasukannya.
Setelah
itu berita kemerdekaan Republik Indonesia menggema keseluruh wilayah Gayo Lues
yang di sambut Gegap Gempita dan disambut
Puji Syukur kepada Allah Swt oleh seluruh rakyat dengan di naikannya
bendera merah putih oleh Prajurit Ali Tikus di lapangan mini taman baca’an atau taman Bacak di kota
Blangkejeren,kemudian di kecamatan di Rikit Gaib dan kecamatan Kuta Panjang.
Dengan
berita kemerdekaan tersebut sampai ke telinga Raja Kejurun,Raja Cik,Raja
Mukim,Pengulu bentukan pemerintahan boneka Kolonial Belanda dan mereka sangat
marah atas berita tersebut dan mereka menantang Kolonel Mohamad Din untuk
berperkara pergi ke Kuta Raja menjumpai Kapten van Mook dan Jenderal Van Heutz
di Batavia atas berita kemerdekaan tersebut bahwa berita tersebut bohong dan
tak mungkin terjadi di Aceh dan Gayo Lues karna Pemerintah Kolonial Belanda
telah membangun jalur Trem Kereta Api terpanjang di Nusantara dari Kuta raja sampai ke Medan dan mereka berasumsi Pasukan
Belanda tidak mungkin kalah perang dengan TKR ( Tentera keamanan Rakyat), karna
Pasukan Belanda di bantu oleh Tentera Nica ( Tenteran bayaran Inggris) yang
berjumlah ribuan orang yang berpusat di Medan Sumatra Utara.
Akan
tetapi gertakan mereka tidak menyurutkan nyali Kolonel Mohamad Din,dan
seluruh rakyat Gayo Lues mendukung
Pasukan Muslimin Kolonel Mohamad Din karna rakyat betul-betul sangat menderita
selama ini karna di terapkannya Pajak Hidup Mati yakni pajak bumi apabila
rakyat tidak sanggup memberikan upeti kepada tuan tanah maka mereka akan di
berikan sangsi yaitu membayar pajak hidup sehari 3 Sen/hari apabila tidak
sanggup membayar maka akan menjadi buruh kerja paksa di tanah Raja Kejurun.
Sambil mengatur siasat, Kolonel Mohamad Din memerintahkan “Pasukan Bagura” pimpinan Tgk
Ilyas Leube untuk menghabisi Raja Kejurun yang berangkat ke Kutaraja di
Takengon setelah beliau dapat mencegat pengantar surat suruhan Raja Kejurun di
Bireun dan di dalam isi surat tersebut adalah Menyuruh Belanda menyuntik mati
Kolonel Mohamad Din setelah nanti sesampainya di Kutaraja dan Raja Kejurun akan
ikut membantu Pasukan “Teuku Daud
Cumbok” dalam perang Kudeta di Aceh yang akan dilaksanakan dengan pasukan
Belanda di Aceh.
Dan
ketika rombongan Kolonel Mohamad Din dan Raja Kejurun sampai ke Takengon, dan
bermalam di sana. Sambil menunggu waktu beliau mengajak Raja Kejurun untuk
menonton bioskop buatan Belanda di samping Meligou Bupati Aceh Tengah sekarang.
Dan Raja Kejurun pun ikut menonton film di bioskop tersebut bersama pengawalnya.
Ketika
sedang asyik menonton film di dalam bioskop tiba-tiba lampu padam dan di saat
itulah pasukan BAGURA (Barisan Gerilya Rakyat) masuk kedalam bioskop dan menculik Raja Kejurun di hadapan pengawalnya
kemudian mereka membawanya ke daerah kecamatan Silih Nara wilayang Angkup.
Beberapa
bulan kemudian Raja Kejurun di temukan jasadnya oleh Aman Kuba dari Pendere
Tansaril ketika sedang mencari ikan di
sungai Pameur. Setelah itu beliau menguburkan jasad raja kejurun setelah
mengambil harta di tubuh raja kejurun ( Cincin Mas,Rantai arloji yang terbuat
dari mas,uang dan beberapa surat berharga lainnya). Kemudian Aman Kuba pulang
ke kampungnya.Ketika telah sampai di kampungnya, Aman Kuba mendapat kabar bahwa
Raja kejurun Gayo telah di culik dan tidak dapat di temukan dan barang siapa
yang dapat menemukannya akan di berikan hadiah uang oleh Belanda. Beliau ( Aman
Kuba) curiga dan yakin bahwa yang ditemukannya di sunga Pameur adalah jasad
Raja Kejurun Gayo, maka dari itu beliau berangkat lagi ke sungai Pameur untuk
mengambil Jasad tersebut. Setelah beberapa hari beliau tidak dapat menemukannya
lagi kuburan raja kejurun karna kuburannya
tidak diingatnya lagi di mana ia menguburkan jasad raja kejurun tersebut.
Setelah seminggu beliau mencarinya tiba-tiba beliau menemukan seorang tentera
Jepang yang tersesat di hutan Pameur,
Daripada capek mencari kuburan lebih baik membantu tentera Jepang ini kemudian
beliau membawanya ke kampong Pendere dan sesampainya di Kampung Pendere,
Tentera Jepang ini membuat roda kayu
yang bisa menggiling kopi bertenaga air
yang terbesar di Aceh dan sampai sekarang masih ada di Kilang Kopi Aman Kuba di
kampong Pendere Tansaril Aceh Tengah.
Dari
hasil penyelidikan Tentera Belanda pada saat itu mengarahkan bahwa terbunuhnya
Raja Kejurun Gayo karna perseteruan Kolonel Mohamad Din dan dari itu Kolonel
Mohamad Din di tangkap di Kutaraja dan di asingkan ke Boven Diugul Irian Barat
( Papua) bersama Ir.Sukarno, Mohamad Hatta,dan beberapa petinggi yang telah
memproklamirkan Proklamasi 1945 setelah Belanda memberitakan isu di Gayo Lues
bahwa Kolonel Mohamad Din telah meninggal di suntik mati oleh Tgk Daud Beu’reh
karna Kolonel Mohamad Din terlibat dalam perang Cumbok di Aceh pada tahun 1948
dan di kuburkan di Kerkof ( Pekuburan Belanda) di Kutaraja dan Proklamasi
Kemerdekaan tidak ada lagi di Republik Indonesia dan Negara Indonesia telah
musnah karna pemimpinnya di tangkap dan telah di buang dan juga telah di
penjarakan.
Banyak
rakyat yang tidak percaya atas isu murahan dari Pasukan Belanda dan isu ini
terbantahkan setelah Pejuang pimpinan Kolonel Suharto dapat mengalahkan pasukan
Belanda di Yogyakarta dan menguasai Kota Yogyakarta selama 6 jam pada tahun
1949. Dan dari kejadian itu menjadi boomerang di pasukan Belanda dan Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia dapat di pertahankan oleh rakyat Indonesia
setelah perjanjian KMB ( Konferensi Meja Bundar) pada tahun 1950.
Dengan
penyerahan kekuasaan Pemerintahan Kolonial Belanda kepada Republik Indonesia maka
seluruh aset negara di serahkan kepada pihak Republik dan dengan ini Kolonel "Mohamad din" segera membuat pemerintahan dalam menjalankan roda kenegaraan di Kota
dingin Takengon bukan di Blangkejeren seperti amanat beliau kepada Presiden
Sukarno yakni “kedaulatan Sultan diberikan kepada Matahari kelak pada saat
Bulan dan Bintang bercahaya seribu tahun dari sekarang dan harus kita bangun
pekarangannya agar puyuh tak dapat berlari pada waktu siang maupun malam."
Kedaulatan
Sultan sebagai pemangku adat di kembalikan lagi kepada Kejuruan Iskandar Muda
dan pemangku roda pemerintahan (Ulu Rintah) di bangun sedemikian rupa
bedasarkan resam dan peraturan yang berasaskan persatuan dan kesatuan bangsa.
Dari
berbagai sumber : Pejuang Veteran 45
8. Cerita Penyiksaan di Tangsi Belanda
Menurut cerita dari berbagai sumber bahwa di tangsi Belanda tepatnya di Tangsi Blangkejeren banyak menuai cerita yang menyedihkan terutama penyiksaan kepada kaum wanitanya yang telah di tawan oleh pasukan Belanda.
Menurut cerita dari berbagai sumber bahwa di tangsi Belanda tepatnya di Tangsi Blangkejeren banyak menuai cerita yang menyedihkan terutama penyiksaan kepada kaum wanitanya yang telah di tawan oleh pasukan Belanda.
Yang apabila wanita pejuang(berparas cantik) yang telah di tawan mereka( Belanda),maka malamnya wanita ini akan di suruh mandi dan memakai wangi-wangian,setelah itu di ajak minum anggur bersama-tuan-tuan kompeni, apabila tidak mau minum anggur bersama mereka di situlah penyiksaan ini di mulai dengan membuka mulut wanita pejuang tersebut secara paksa kemudian Tentara Belanda yang telah mabuk mengencingi mulut wanita tersebut setelah itu di perkosa secara beramai-ramai. Dan dalam penyiksaan tersebut wanita ini berteriak kesakitan yang dalam ucapannya berbahasa Gayo yakni: Bise.....
Pasukan Belanda mengartikan bahwa ucapan wanita tersebut adalah "masih bisa" padahal artinya dalam bahasa Gayo "Bise" adalah sakit sehingga banyak tentara Belanda menjadi kalap karenanya dan membayonet kemaluan wanita tersebut sampai mati. Setelah membayonet kemaluan wanita pejuang tersebut, Pasukan Belanda sambil marah banyak berkata: seharusnya pejuang wanita muslimin ini meminta ampun kepada kita akan tetapi masih bisa melawan..padahal sudah 20 serdadu memperkosanya,masih saja berucap "bisa'. Wallahualam.
Dan kepada kaum lelaki yang menjadi tawanan (pejuang Muslimin),maka pihak tentara Belanda akan menyuntikan kuman lepra kepada tawanan tersebut sehingga penyakit ini akan terjangkit dan apabila penyakit kusta sudah terjangkit. Mereka(tawanan) dilepaskan ke tengah- tengah masyarakat agar penyakit ini akan menular ke seluruh masyarakat. Ini adalah salah satu politik Genoside Belanda di Tanah Gayo. Setelah politik Genoside ini di ketahui oleh dunia,Pemerintah Belanda kemudian meminta maaf kepada rakyat Gayo khususnya,Aceh dan dunia pada umumnya dan Pemerintah Belanda membangun Rumah Sakit kusta di Lau Seumomo daerah Kabupaten Karo(Sumatera Utara) dan menjadi Rumah sakit kusta pertama di Indonesia.
Dari Berbagai Sumber:
Pejuang Veteran 45
Pasukan Belanda mengartikan bahwa ucapan wanita tersebut adalah "masih bisa" padahal artinya dalam bahasa Gayo "Bise" adalah sakit sehingga banyak tentara Belanda menjadi kalap karenanya dan membayonet kemaluan wanita tersebut sampai mati. Setelah membayonet kemaluan wanita pejuang tersebut, Pasukan Belanda sambil marah banyak berkata: seharusnya pejuang wanita muslimin ini meminta ampun kepada kita akan tetapi masih bisa melawan..padahal sudah 20 serdadu memperkosanya,masih saja berucap "bisa'. Wallahualam.
Dan kepada kaum lelaki yang menjadi tawanan (pejuang Muslimin),maka pihak tentara Belanda akan menyuntikan kuman lepra kepada tawanan tersebut sehingga penyakit ini akan terjangkit dan apabila penyakit kusta sudah terjangkit. Mereka(tawanan) dilepaskan ke tengah- tengah masyarakat agar penyakit ini akan menular ke seluruh masyarakat. Ini adalah salah satu politik Genoside Belanda di Tanah Gayo. Setelah politik Genoside ini di ketahui oleh dunia,Pemerintah Belanda kemudian meminta maaf kepada rakyat Gayo khususnya,Aceh dan dunia pada umumnya dan Pemerintah Belanda membangun Rumah Sakit kusta di Lau Seumomo daerah Kabupaten Karo(Sumatera Utara) dan menjadi Rumah sakit kusta pertama di Indonesia.
Dari Berbagai Sumber:
Pejuang Veteran 45
Komentar
Posting Komentar