ROMANTIKA TENGKU ILYAS LEUBE
SEKAPUR SIRIH SELAYANG PANDANG
Assalamu'alaikum wr.wb.
Puji syukur ke rahmat Allah SWT atas perlindungan dan limpaha rezekiNya bahwasa kita dapat sekarang nikmat kehidupan yang berkecukupan dan tak lupa kita kita limpahkan pujian Salam Salawat ke Nabi Besar Muhamad SAW atas kerja kerasnya kita mendapat dunia yang gelap gulita (tidak berilmu pengetahuan) menjadi terang benderang(berilmu pengetahuan)seperti yang kita rasakan saat ini.Amin.
Didalam ulasan tulisan ini izinkanlah saya mengulas cerita dari Ulama terkenal dari pegunungan Gayo Aceh Tengah yang kita kenal sebutannya "Tengku Ilyas Leube". Dan di dalam kisah ini kadang ada cerita yang menyinggung dan kata yang tidak mengenakan hati para pembaca, maka saya memohon maaf seribu kata terlebih dahulu. Yang mana kisah ini saya rangkum dari teman-teman beliau semasa perjuangan merebut Kemerdekaan ( Pasukan BAGURA:Barisan Gurilla Rakyat) yang beliau pimpin dan dari teman-teman beliau semasa memperjuangkan Syari'at Islam di tanah Gayo ini.(Komandan Panglima Darul Islam / Tentera Islam Indonesia atau DI/TII) diwilayah pegunungan Gayo. Beliau lahir di perkampungan Kenawat di tepi danau Laut tawar yang indah nan permai.
Perkampungan Kenawat bersama Hotel Renggali yang indah dikecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah.(DOK.BIKA).
Menurut cerita dari orang-orang tua termasuk kakek saya sebagai panglima DI/TII wilayah V
(Mohamad Ali Bin Cut Leh) atau di sebut teman-temannya dahulu ketika masih hidup dan bergerilya di hutan rimba sebutannya adalah " Bacok". Beliau adalah sahabatnya Tengku Ilyas Leube bersama-sama dalam peperangan ke Medan Area dan bergerilya di hutan dalam menegakkan Syar'iat Islam di bumi Gayo. Beliau mengatakan bahwa Tengku Ilyas Leube mempunyai tanda khas yang di berikan oleh Allah SWT yaitu lidahnya berwarna hitam sebelah dalam dan sangat fasih dalam melantunkan Sya'ir Debus. Hafal dengan ayat-ayat Alqur'an dan Hadist-Hadist Nabi Muhamad SAW.
Ketika pasukan Tengku Ilyas Leube turun gunung atas ajakan Kolonel Yasin (Pangdam Iskandar Muda) atas perjanjian "Darulb Harb menjadi Darussalam" sebagai cita-cita bersama dalam pembangunan di Aceh. Dan ketika itu beliau(Tgk.Ilyas Leube) meminta kakek saya untuk tidak menerima pangkat atau jabatan dan beliau meminta kakek saya bersama pasukannya untuk mendirikan kampung di dataran pegunungan "GELAMPANG RAYA" atau lebih di kenal oleh orang-orang di Gayo nama sebutannya daerah "Buntul".
Nenek Salamah Istri Tgk Ilyas Leube dalam menyampaikan petuah suaminya kepada Pemuda/pemudi Gayo yang tertera di bawah ini:
Hormat saya
BIKA AMARA,SH
Daftar isi
1. Menjual pabrik getah ke STTC Siantar.................................I
2. Mengislamkan rakyat Tiga Lingga Kabupaten Dairi............II
3. Membongkar misi rahasia perang Cumbok ke KutaRaja....III
4. Rahasia Kuburan Tgk.Ilyas Leube.........................................IV
Pusat Kota Gelampang Raya di Wih Tenang Uken (Dok.Bika)
Menikmati suasana alam pagi di Pusat Pekan Gelampang(Dok.Bika)
Alhamdulillah, buah tangan dan hasil kerja keras beliau (Tgk.Ilyas Leube) bersama pasukannya untuk menyatukan suku Gayo yang bermacam-macam kultur dan dialek,akhirnya suku Gayo kini bersatu dalam perjuangannya di kota Gelampang Raya ini dan dapat membentuk benteng Pagar Alamnya yang solid demi menjaga adat,harkat dan martabat Suku Gayo yang mempunyai pusaka alam yang tak ternilai harganya yang selalu akan dijamah oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab,yang hanya mau mengeruk keuntungan saja tanpa mau menjaga pusaka alam didataran tinggi Gayo ini agar tetap lestari.
MENJUAL PABRIK GETAH KE STTC SIANTAR
Ketika pembekuan pasukan DI/TII setelah turun gunung di Bandar Lampahan. Aset di daerah Gayo yang berharga hanyalah tinggal pabrik getah tusam di daerah Simpang Balik kecamatan Wih Pesam
Kabupaten Bener Meriah. Banyak anggota pasukannya menanyakan kepada beliau, "Apa yang kita lakukan sekarang Tengku? Aset kita berharga hanyalah besi pabrik,apa bisa besi pabrik ini kita makan? tunggu dulu,apa bisa di antara kita bisa mengoperasikan pabrik ini jawab beliau. Tidak ada satupun anggota pasukannya bisa menjawab.
Setelah di rumuskan bersama anggota pasukannya untuk modal menghidupi ekonomi keluarga pasukannya maka di putuskanlah untuk menjual mesin dan alat pabrik tusam ke Tokeh Cina di Medan.kemudian resmilah pabrik getah tusam di Simpang Balik ini di jual ke perusahaan PT.STTC yang terdapat di kota Pematang Siantar.
Setelah menjual pabrik getah tusam tersebut dan alat-alat pabrik di bongkar dan di bawa ke kota medan, Beliau (Tengku Ilyas Leube) mengarahkan pasukannya yang apabila tamatan SMP dan SMA maka, akan di kasih jabatan sebagai anggota pegawai negeri atau Tentara berpangkat Letnan Dua.Dan apabila tidak bersekolah maka bekas tentaranya di arahkan membuka lahan perkebunan kopi dari Lampahan sampai ke daerah pegunungan Gelampang Raya. Yang modalnya di kasih dari hasil penjualan Pabrik Getah Tusam yang di jual ke Pematang Siantar.
Mesjid Baiturrahim kampung Gelampang Wih Tenang Uken(Dok.Bika)
Kini daerah Gelampang Raya sudah maju sekali dan telah menjadi sentral kopi Arabika terbesar di Provinsi Aceh, kemudian Pemerintah Republik Indonesia menganugerahkan penghargaan kepada Pejuang dari Gayo yang ikut dalam perang gerilya ke Medan Area sebagai Pejuang Republik VETERAN Kemerdekaan 45 atas prakarsa PANGAB dan KOMANDAN Panglima Iskandar Muda Divis Gajah Putih pada tahun 1981. Angkatan Pejuang gerilya Gajah Putih ini sengaja di bentuk untuk mengasah ketajaman tempur prajurit Republik Indonesia dalam mengenal medan tempur dan medan gerilya yang dalam era Reformasi daerah Gelampang Raya termasuk zona tempur gerilya yang solid karna mempunyai medan alam tempur yang masih alami sehingga sekarang ini di Kabupaten Bener Meriah di jadikan daerah Pusat Militer yang bernama Batalyion Satria Musara yang membawahi Kesatuan Pasukan Infantri beberapa Kompi di daerah Tingkat II lainnya seperti Kompi Senapan B Ketapang di Aceh Tengah,Kompi Satria Musara di Gayo Lues,Kompi Kesatuan Infantri Lawe Sigala-gala di kabupaten Aceh Tenggara,Kompi Satria Musara diKotamadya Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil sampai zona tempur di areal Kompi Cik Paya Bakong diKabupaten Aceh Selatan.
Dan demi terwujudnya kemakmuran rakyat di bagian jalur tengah Provinsi Aceh maka jalan lalu lintaspun sudah rampung di kerjakan (aspal beton) pada tahun 2015 yakni jalan dari Bandar Lampahan (Kabupaten Bener Meriah) sampai ke Kota Lhokseumawe (Kabupaten Aceh Utara) .pada masa pemerintahan Gubernur Dr.Zaini Abdullah ( Tengku Abu Doto ) dan Wakil gubernur Muzakir Manaf (Tgk.Mualim) dan jalan lalu lintas di kabupaten Gayo Lues ke Aceh Barat Daya sekarang hampir rampung di kerjakan dan di perkirakan akhir tahun 2020 jalan di jalur ini sudah siap di aspal.
Rumah Sakit di daerah Gelampang Raya.(Dok Bika)
Hamparan jalan aspal beton di Kampung Buntul Kemumu(Dok.Bika)Setelah menjual pabrik getah tusam tersebut dan alat-alat pabrik di bongkar dan di bawa ke kota medan, Beliau (Tengku Ilyas Leube) mengarahkan pasukannya yang apabila tamatan SMP dan SMA maka, akan di kasih jabatan sebagai anggota pegawai negeri atau Tentara berpangkat Letnan Dua.Dan apabila tidak bersekolah maka bekas tentaranya di arahkan membuka lahan perkebunan kopi dari Lampahan sampai ke daerah pegunungan Gelampang Raya. Yang modalnya di kasih dari hasil penjualan Pabrik Getah Tusam yang di jual ke Pematang Siantar.
Mesjid Baiturrahim kampung Gelampang Wih Tenang Uken(Dok.Bika)
Kini daerah Gelampang Raya sudah maju sekali dan telah menjadi sentral kopi Arabika terbesar di Provinsi Aceh, kemudian Pemerintah Republik Indonesia menganugerahkan penghargaan kepada Pejuang dari Gayo yang ikut dalam perang gerilya ke Medan Area sebagai Pejuang Republik VETERAN Kemerdekaan 45 atas prakarsa PANGAB dan KOMANDAN Panglima Iskandar Muda Divis Gajah Putih pada tahun 1981. Angkatan Pejuang gerilya Gajah Putih ini sengaja di bentuk untuk mengasah ketajaman tempur prajurit Republik Indonesia dalam mengenal medan tempur dan medan gerilya yang dalam era Reformasi daerah Gelampang Raya termasuk zona tempur gerilya yang solid karna mempunyai medan alam tempur yang masih alami sehingga sekarang ini di Kabupaten Bener Meriah di jadikan daerah Pusat Militer yang bernama Batalyion Satria Musara yang membawahi Kesatuan Pasukan Infantri beberapa Kompi di daerah Tingkat II lainnya seperti Kompi Senapan B Ketapang di Aceh Tengah,Kompi Satria Musara di Gayo Lues,Kompi Kesatuan Infantri Lawe Sigala-gala di kabupaten Aceh Tenggara,Kompi Satria Musara diKotamadya Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil sampai zona tempur di areal Kompi Cik Paya Bakong diKabupaten Aceh Selatan.
Dan demi terwujudnya kemakmuran rakyat di bagian jalur tengah Provinsi Aceh maka jalan lalu lintaspun sudah rampung di kerjakan (aspal beton) pada tahun 2015 yakni jalan dari Bandar Lampahan (Kabupaten Bener Meriah) sampai ke Kota Lhokseumawe (Kabupaten Aceh Utara) .pada masa pemerintahan Gubernur Dr.Zaini Abdullah ( Tengku Abu Doto ) dan Wakil gubernur Muzakir Manaf (Tgk.Mualim) dan jalan lalu lintas di kabupaten Gayo Lues ke Aceh Barat Daya sekarang hampir rampung di kerjakan dan di perkirakan akhir tahun 2020 jalan di jalur ini sudah siap di aspal.
Rumah Sakit di daerah Gelampang Raya.(Dok Bika)
Pusat Kota Gelampang Raya di Wih Tenang Uken (Dok.Bika)
Menikmati suasana alam pagi di Pusat Pekan Gelampang(Dok.Bika)
Alhamdulillah, buah tangan dan hasil kerja keras beliau (Tgk.Ilyas Leube) bersama pasukannya untuk menyatukan suku Gayo yang bermacam-macam kultur dan dialek,akhirnya suku Gayo kini bersatu dalam perjuangannya di kota Gelampang Raya ini dan dapat membentuk benteng Pagar Alamnya yang solid demi menjaga adat,harkat dan martabat Suku Gayo yang mempunyai pusaka alam yang tak ternilai harganya yang selalu akan dijamah oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab,yang hanya mau mengeruk keuntungan saja tanpa mau menjaga pusaka alam didataran tinggi Gayo ini agar tetap lestari.
MENGISLAMKAN TIGA LINGGA
Ketika pasukan Muslimin pimpinan Kolonel Moh.Din, duluan beranjak ke Medan Area Sumatera Utara kemudian di ikuti oleh pasukan Bagura pimpinan Tgk.Ilyas Leubu dari Takengon menuju Blangkejeren dan kuta Cane. Dalam ekspedisi ini Panglima tertinggi Gubernur Militer Aceh Tgk.Dawud Beuru'eh memerintah kepada Tgk Ilyas Leube untuk mengumpulkan pasukan lebih banyak lagi dari daerah tengah karna pasukan Muslimin pimpinan Kolonel Mohamad Din harus dibantu logistik dan peralatan perang lainnya di kota Kabanjahe Tanah Karo. Dan selama melintasi daerah yang di duduki oleh pasukan Belanda,Pasukan Muslimin dan pasukan Bagura saling bantu -membantu menghadapi tentara Belanda, dan yang terkenal di tanah karo adalah pertempuran Aman Dimot( banyak menewaskan perwira Belanda dan Pang Dimot sendiri Syahid dalam pertempuran ini) dan pertempuran Ronggeng ( tewasnya Snouk Hongrenye atau Habib Putih).
Pasukan Bagura
Setelah pertempuran Ronggeng,banyak pengikut aliran Habib Putih yang bernama "Aliran Sehadat Diri" melarikan diri ke daerah Dairi.bersama itu Tgk Ilyas Leube dan Kolonel Mohamad Din sepakat membentuk pasukan khusus untuk membasmi semuanya pasukan Habib putih ini.
Tgk Habib Putih(Pemimpin Aliran sesat Sehadat Diri)
Pasukan khusus tersebut terpilihlah Tgk.Ilyas Leube sebagai pemimpinnya dan berangkatlah mereka ke Dairi Sidikalang dan pasukan Kolonel Mohamad Din melanjutkan perjalanan ke Front Medan Area.
Setelah sampai ke daerah Dairi Sidikalang pasukan Tgk Ilyas leube langsung di sambut oleh pasukan Aliran Sehadat Diri dan terjadilah pertempuran selama tiga hari. Dalam pertempuran itu masyarakat Dairi salut dengan kehebatan pasukan Tgk.Ilyas Leube yang rata-rata mempunya ilmu tenaga dalam yang tahan tembak dan pasukan Tgk Habib pun dapat di lumpuhkan.
Selang jeda dari berperang dengan pasukan Tgk.Habib Putih,Tgk Ilyas Leube bersama pasukannya hendak mandi ke sungai Lau Lingga,ketika hendak sampai ke sungai dilihatnya beberapa orang Suku Karo Fak-Fak sedang meminum arak dan Tgk.Ilyas Leube pun menghampiri mereka. Sembari beri kata perkenalan di antara orang yang sedang meminum arak menyodorkan segelas kepada Tengku Ilyas Leube.Mari minum kita silih..ujar orang karo Fak-Fak dan Tengku Ilyas menjawab dengan santun kami orang muslim tidak meminum arak,tapi kami orang muslim meminum yang lebih dasyat dari arak karo ini.Apa itu silih..yang kam minum?sebentar lagi saudara tahu setelah saya mandi..mari saudara..ujar Tgk.Ilyas Leube sambil berlalu..sambil pergi ke sungai..
Orang karo Fak-Fak ini yang sedang meminum arak penasaran dengan jawaban Tengku Ilyas Leube dan menghampiri Tengku Ilyas Leube sambil bertanya sekali lagi..Kami penasaran apa yang kau bilang tadi..Nanti malam datang ke kemah aku jawab Tgk.Ilyas Leube sambil berlalu pergi pulang ke kemahnya. Setelah pulang kekemahnya Tengku Ilyas Leube menyuruh anggota pasukannya menyalakan api dan memanaskan besi hingga meleleh dan mencair..setelah fajar menyingsing dan hari mulai gelap datanglah orang ramai-ramai bersama orang yang meminum arak tadi. Rupanya orang yang meminum arak tadi yang berjumpa dengan beliau adalah pengetua Adat setempat.
Setelah mereka di sambut sama Tengku Ilyas Leube dan beliau menyuruh anggota pasukannya membawa air besi yang meleleh kepada beliau dan meminumnya didepan masyarakat yang datang ke kemahnya.semuanya terkesima melihatnya dan beberapa wanita pingsan melihat adegan yang di peragakan oleh Tengku Ilyas Leube tersebut.
Setelah selesai orang karo Fak-Fak ini menanyakan kepada Tengku Ilyas Leube,Kenapa kau tidak mati meminum air besi tadi?jawab Tgk Ilyas Leube itu karna Tuhanku Esa.Siapa memangnya Tuhan saudara dan siapa itu esa ?tanya orang Karo Fak-fak lagi.Tuhanku adalah Allah Yang maha Esa dan nabi Muhamad SAW sebagai utusanNya.Kemudian orang karo Fak-Fak ini menjawab kalau begitu kami di sini mau ikut sama agama saudara....Kemudian Tgk Ilyas Leube berpikir sejenak dan kemudian mejawab "kalau begitu juga anggota pasukan saya ini nantinya yang berjumlah tiga(3) orang yang akan mengajarkan kepada kalian di sini apa itu Allah dan apa itu Esa,sambil menunjuk kepada beberapa orang dari anggota pasukannya.
Dan pada esok harinya Tengku Ilyas Leube menyiapkan pengsyahadatan kepada orang-orang karo Fak-Fak ini setelah itu beliau bersama pasukannya berpamitan kepada orang-orang Karo Fak-Fak untuk pergi menyusul pasukan Kolonel Moh.Din ke kota Medan dan beliau juga berpesan kepada anggota pasukan yang tinggal disepanjang aliran sungai dLau Lingga untuk mengajarkan ajaran Islam dan Hukumnya dan memberikan nama daerah tersebut menjadi Tiga Lingga. Dan sampai sekarang daerah Tiga Lingga mayoritas penduduknya beragama Islam.
Membongkar rahasia perang Cumbok ke Kutaraja
Tengku Ilyas Leube bersama Tengku Daud Beuru'eh ketika di Rimba Gayo(Dok.Bika)
Ketika Kolonel Muhamad Din bersama pasukannya memproklamirkan proklamasi di kota Blangkejeren dan menaikan bendera merah putih pada tahun 1947 dan pada masa tersebut berita kemerdekaan Republik Indonesia tersebar keseluruh antero Gayo kemudian sampai kepada pihak Belanda di Tangsi, segera pihak Belanda menurunkan pasukannya untuk memburu pasukan muslimin yang di pimpin kolonel Muhamad Din untuk di tangkap dan bendera merah putih yang berkibar di kota Blangkejeren segera di turunkannya sehingga terjadi keributan antara pasukan pejuang dengan Tentara Belanda.Pada saat genting tersebut tentara Belanda mau membakar bendera yang sudah diturunkannya segera dengan acap pasukan muslimin yang bernama Ali Tikus merebut bendera tersebut dari serdadu Belanda kemudian beliau menaikan bendera tersebut ke daerah Rikit Gaib atas perintah Kolonel Muhamad Din dan Segera Kolonel Muhamad Din menyampaikan pesan kepada serdadu Belanda bahwa siapa yang mau menurunkan bendera merah putih di Rikit Gaib akan di tembak di tempat.
Ketika pasukan Muslimin pimpinan Kolonel Moh.Din, duluan beranjak ke Medan Area Sumatera Utara kemudian di ikuti oleh pasukan Bagura pimpinan Tgk.Ilyas Leubu dari Takengon menuju Blangkejeren dan kuta Cane. Dalam ekspedisi ini Panglima tertinggi Gubernur Militer Aceh Tgk.Dawud Beuru'eh memerintah kepada Tgk Ilyas Leube untuk mengumpulkan pasukan lebih banyak lagi dari daerah tengah karna pasukan Muslimin pimpinan Kolonel Mohamad Din harus dibantu logistik dan peralatan perang lainnya di kota Kabanjahe Tanah Karo. Dan selama melintasi daerah yang di duduki oleh pasukan Belanda,Pasukan Muslimin dan pasukan Bagura saling bantu -membantu menghadapi tentara Belanda, dan yang terkenal di tanah karo adalah pertempuran Aman Dimot( banyak menewaskan perwira Belanda dan Pang Dimot sendiri Syahid dalam pertempuran ini) dan pertempuran Ronggeng ( tewasnya Snouk Hongrenye atau Habib Putih).
Pasukan Bagura
Setelah pertempuran Ronggeng,banyak pengikut aliran Habib Putih yang bernama "Aliran Sehadat Diri" melarikan diri ke daerah Dairi.bersama itu Tgk Ilyas Leube dan Kolonel Mohamad Din sepakat membentuk pasukan khusus untuk membasmi semuanya pasukan Habib putih ini.
Tgk Habib Putih(Pemimpin Aliran sesat Sehadat Diri)
Pasukan khusus tersebut terpilihlah Tgk.Ilyas Leube sebagai pemimpinnya dan berangkatlah mereka ke Dairi Sidikalang dan pasukan Kolonel Mohamad Din melanjutkan perjalanan ke Front Medan Area.
Setelah sampai ke daerah Dairi Sidikalang pasukan Tgk Ilyas leube langsung di sambut oleh pasukan Aliran Sehadat Diri dan terjadilah pertempuran selama tiga hari. Dalam pertempuran itu masyarakat Dairi salut dengan kehebatan pasukan Tgk.Ilyas Leube yang rata-rata mempunya ilmu tenaga dalam yang tahan tembak dan pasukan Tgk Habib pun dapat di lumpuhkan.
Selang jeda dari berperang dengan pasukan Tgk.Habib Putih,Tgk Ilyas Leube bersama pasukannya hendak mandi ke sungai Lau Lingga,ketika hendak sampai ke sungai dilihatnya beberapa orang Suku Karo Fak-Fak sedang meminum arak dan Tgk.Ilyas Leube pun menghampiri mereka. Sembari beri kata perkenalan di antara orang yang sedang meminum arak menyodorkan segelas kepada Tengku Ilyas Leube.Mari minum kita silih..ujar orang karo Fak-Fak dan Tengku Ilyas menjawab dengan santun kami orang muslim tidak meminum arak,tapi kami orang muslim meminum yang lebih dasyat dari arak karo ini.Apa itu silih..yang kam minum?sebentar lagi saudara tahu setelah saya mandi..mari saudara..ujar Tgk.Ilyas Leube sambil berlalu..sambil pergi ke sungai..
Orang karo Fak-Fak ini yang sedang meminum arak penasaran dengan jawaban Tengku Ilyas Leube dan menghampiri Tengku Ilyas Leube sambil bertanya sekali lagi..Kami penasaran apa yang kau bilang tadi..Nanti malam datang ke kemah aku jawab Tgk.Ilyas Leube sambil berlalu pergi pulang ke kemahnya. Setelah pulang kekemahnya Tengku Ilyas Leube menyuruh anggota pasukannya menyalakan api dan memanaskan besi hingga meleleh dan mencair..setelah fajar menyingsing dan hari mulai gelap datanglah orang ramai-ramai bersama orang yang meminum arak tadi. Rupanya orang yang meminum arak tadi yang berjumpa dengan beliau adalah pengetua Adat setempat.
Setelah mereka di sambut sama Tengku Ilyas Leube dan beliau menyuruh anggota pasukannya membawa air besi yang meleleh kepada beliau dan meminumnya didepan masyarakat yang datang ke kemahnya.semuanya terkesima melihatnya dan beberapa wanita pingsan melihat adegan yang di peragakan oleh Tengku Ilyas Leube tersebut.
Setelah selesai orang karo Fak-Fak ini menanyakan kepada Tengku Ilyas Leube,Kenapa kau tidak mati meminum air besi tadi?jawab Tgk Ilyas Leube itu karna Tuhanku Esa.Siapa memangnya Tuhan saudara dan siapa itu esa ?tanya orang Karo Fak-fak lagi.Tuhanku adalah Allah Yang maha Esa dan nabi Muhamad SAW sebagai utusanNya.Kemudian orang karo Fak-Fak ini menjawab kalau begitu kami di sini mau ikut sama agama saudara....Kemudian Tgk Ilyas Leube berpikir sejenak dan kemudian mejawab "kalau begitu juga anggota pasukan saya ini nantinya yang berjumlah tiga(3) orang yang akan mengajarkan kepada kalian di sini apa itu Allah dan apa itu Esa,sambil menunjuk kepada beberapa orang dari anggota pasukannya.
Dan pada esok harinya Tengku Ilyas Leube menyiapkan pengsyahadatan kepada orang-orang karo Fak-Fak ini setelah itu beliau bersama pasukannya berpamitan kepada orang-orang Karo Fak-Fak untuk pergi menyusul pasukan Kolonel Moh.Din ke kota Medan dan beliau juga berpesan kepada anggota pasukan yang tinggal disepanjang aliran sungai dLau Lingga untuk mengajarkan ajaran Islam dan Hukumnya dan memberikan nama daerah tersebut menjadi Tiga Lingga. Dan sampai sekarang daerah Tiga Lingga mayoritas penduduknya beragama Islam.
Membongkar rahasia perang Cumbok ke Kutaraja
Tengku Ilyas Leube bersama Tengku Daud Beuru'eh ketika di Rimba Gayo(Dok.Bika)
Ketika Kolonel Muhamad Din bersama pasukannya memproklamirkan proklamasi di kota Blangkejeren dan menaikan bendera merah putih pada tahun 1947 dan pada masa tersebut berita kemerdekaan Republik Indonesia tersebar keseluruh antero Gayo kemudian sampai kepada pihak Belanda di Tangsi, segera pihak Belanda menurunkan pasukannya untuk memburu pasukan muslimin yang di pimpin kolonel Muhamad Din untuk di tangkap dan bendera merah putih yang berkibar di kota Blangkejeren segera di turunkannya sehingga terjadi keributan antara pasukan pejuang dengan Tentara Belanda.Pada saat genting tersebut tentara Belanda mau membakar bendera yang sudah diturunkannya segera dengan acap pasukan muslimin yang bernama Ali Tikus merebut bendera tersebut dari serdadu Belanda kemudian beliau menaikan bendera tersebut ke daerah Rikit Gaib atas perintah Kolonel Muhamad Din dan Segera Kolonel Muhamad Din menyampaikan pesan kepada serdadu Belanda bahwa siapa yang mau menurunkan bendera merah putih di Rikit Gaib akan di tembak di tempat.
Komentar
Posting Komentar